Bagaimana cara mengatasi hoax Covid-19?
Perlu melakukan check dan recheck terhadap berita yang kita
peroleh atau bisa menanyakan langsung kepada tenaga medis yang lebih paham akan
kebenaran tersebut. Di samping itu, belum tentu semua berita-berita yang
beredar di masyarakat sekarang selama pandemi Covid-19 benar adanya, karena
jika tidak terbukti benar maka dapat mengakibatkan kebingungan bahkan
masyarakat akan panik dan takut. Sebaiknya mencari-cari informasi yang kredibel
seperti melalui website WHO, website resmi pemerintah Indonesia dan jurnal-jurnal.
Berikut langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk
mengidentifikasi berita hoax dengan berita asli :
- Judul berita yang provokatif
Hati-hati
dengan judul yang provokatif karena berita hoax seringkali menggunakan judul
sensasional yang provokatif. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi,
hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang
pembuat hoax. Oleh karenanya, apabila menjumpai berita dengan judul provokatif,
sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi,
kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian,
setidaknya Anda sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang
dan akurat.
2.
Perhatikan alamat
situs/URL berita
Untuk
informasi/berita yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah
alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi
sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka
informasinya bisa dibilang meragukan. Karena banyak situs-situs di Indonesia
yang mengklaim sebagai portal berita. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui
portal berita resmi di Indonesia sehingga memudahkan kita untuk memastikan
berita/informasi tersebut benar atau hoax.
3.
Periksa fakta berita
Perhatikan
dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi
seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan mudah mempercayai informasi yang
berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan keberimbangan
sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan
gambaran yang utuh karena bukti yang ada masih sedikit sehingga kredibilitasnya
kurang. Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat
berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan
kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis
berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subjektif.
4.
Cek keaslian foto
Di
era modern saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi,
melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita
palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Cara untuk mengecek
keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan
melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan
menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa
dibandingkan.
5.
Ikut serta grup
anti-hoax
Di
Facebook terdapat sejumlah fanspage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum
Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax
Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Di grup-grup diskusi ini,
netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan,
sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua
anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing
yang memanfaatkan tenaga banyak orang.
(Kominfo,
2017)
Dari beberapa langkah di atas diharapkan dapat membantu dan
mengubah mindset masyarakat untuk tidak mudah mempercayai berita yang datang
secara langsung dan perlu diuji kebenarannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kementerian
komunikasi dan informatika Republik Indonesia, 2017, Ini cara mengatasi berita
“hoax” di dunia maya, https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar